Thursday 2 August 2018

La mer

Berawal dari pikiran liar yang muncul akibat beberapa butir pasir pantai yang tertinggal di pakaian, saya mencoba meruntut kunjungan saya ke pantai yang kebetulan berturut-turut dan sangat tidak biasa untuk saya. Ya, karena saya yang jarang pergi ke pantai, bisa tiba-tiba melakukan perjalanan ke tempat yang sama berturut-turut. Dimulai pada akhir tahun lalu kemudian tahun ini. Ini seperti  ada sesuatu yang menyatukan atau memang satu dengan yang lain saling bertautan, karena memang tidak ada yang kebetulan di dunia ini? Ah,terkadang heran dengan pikiran sendiri.
Oktober 2017, saya berkesempatan ikut acara camping di pantai. Pantai yang saya kunjungi saat itu adalah pantai Sanglen. Saya, bersama teman-teman baru saya, karena hanya ada satu orang yang sudah saya kenal sebelumnya, berkemah di pinggir pantai ini dan mengadakan acara bersih pantai. Pantai Sanglen termasuk pantai baru. Tahu ga, bagaimana cara tahu jika pantai ini masih baru? Menurut saya hal-hal tersebut bisa dilihat di lingkungan pantai itu sendiri, terutama fasilitas. Tak satupun warga yang yang menyewakan payung, hanya ada dua atau tiga warung di pinggir pantai, hanya ada beberapa kendaraan roda 4 yang ada di tempat parkir, ditambah akses jalan ke pantai yang masih bebatuan. Untuk fasilitas kamar mandi dan toilet sudah dibangun, meskipun jumlahnya belum banyak, tetapi sudah mencukupi untuk saat itu, mengingat pengunjung belum begitu sesak. Saya sempat terpisah dari rombongan ketika pulang, karena salah jalan, yang harusnya ke arah Sukoharjo, ini malah sampai di pusatnya kota Gunung Kidul, sesaat saya sempat berpikir, rame juga ternyata kota Gunung Kidul. (Ok, bukan ini inti ceritanya woi).
Nah ini, suatu hari, sesampai di rumah, saya sempat berpikir dan bertanya apakah saya akan kembali lagi mengunjungi pantai-pantai di Gunung Kidul? Melihat ada beberapa butir pantai pasir yang terbawa di celana saya. Hahaha...
Januari, 2018, . Awal tahun ini, saya kembali mengunjungi pantai Sadranan, setelah mengunjungi kota Yogyakarta, kemudian berbelok ke pantai, dengan rombongan yang berbeda Saya masih berpikir sesuatu yang sama  ketika mencuci celana saya, ada butiran pasir putih tertinggal. So, will I be back to visit those Gunung  Kidul's beaches?
Mei 2018, saya kembali lagi ke pantai Sadranan, bersama rombongan berbeda lagi dengan yang sebelumnya. Kemudian ke pantai Kukup sebagai pantai kedua yang jaraknya tidak begitu jauh dengan Sadranan.
Juni 2018, seminggu setelah Lebaran tahun ini, saya kembali, iya, dengan rombongan berbeda lagi,  ke pantai Gunung Kidul. Pok Tunggal, dan Drini. Berkata dalam hati saya, ini kenapa saya jadi sering ke pantai tahun ini? Sayapun mulai berpikir bahwa pantai bisa begitu menyenangkan ketika saya membandingkan dengan gunung. Iya, dulu saya berpikir pergi ke gunung akan lebih keren dan menyenangkan daripada pantai. Hari ini saya masih menemukan butiran pasir putih tertinggal di kantong-kantong celana saya.



Hmm, setelah beberapa kali membaca, cerita ini intinya apa coba? hahaha...

Friday 5 January 2018

The Old Man and The Sea, my first reading review

I have finished reading my novel. I bought it last month. I have got 20 % discount. I thought I wouldn’t get the discount. I went to the famous bookstore in town, but I was disappointed because the discount was not like I imagined before.My first book titled The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway. Ernest is one of the most famous authors in the world. That made me want to read his book.
The story began there’s an old man who lives nearby the sea. This old man was a fisherman. He seldom went sailing with his young companion. One busy day, he went sailing, but this time he went alone. When he was in the middle of the sea, his successfully caught a fish. It was a big fish as he took more than two days to tame. The story tells about his struggle with keeping his catch, how he survives in the sea just accompanied by the catching fish. His struggle to defend himself against some wild shark eating his part of fish, and his struggle inside himself.
The cover said, that it is the best seller book. During my reading, I was wondering why this book is considered such a masterpiece? I thought the story is just an ordinary story nothing odd. One makes me amazed is the author can make a lot of writing, stories only simply from a simple thing occurred. One life day moment but the story still goes round and round.



avril 2017